ISTANBUL – Minggu 28 Mei 2023, putaran kedua Pemilihan Presiden Turkiye telah berlangsung setelah putaran pertama 14 Mei 2023 calon petahana Recep Tayyip Erdoğan membungkam banyak lembaga survei yang mengunggulkan calon oposisi Kemal Kilicdaroğlu. Meskipun kotak suara yang masuk baru mencapai angka 99,43% kemenangan Erdoğan sudah bisa dipastikan dengan perolehan suara sebesar 52,14% yang sudah tidak mungkin terkejar.

Pilpres Turkiye kali ini menjadi momen 100 tahun usia Turkiye sebagai negara republik. Momen ini tentunya digunakan sebagai momentum negara dua benua tersebut merefleksikan diri selama 100 tahun ke belakang dan kemudian menentukan arah yang tidak hanya sebatas 5 tahun ke depan, tetapi juga untuk periode 100 tahun kedua. Tidak mengherankan jika pesta demokrasi rakyat Turki kali ini sukses mengundang atensi dunia internasional.

Naiknya Erdoğan kembali menjadi presiden, memunculkan banyak spekulasi. Apalagi momen kemenangan ini bertepatan dengan 570 tahun penaklukan Konstantinopel. Banyak sekali konspirasi beredar di kalangan masyarakat bahwa momen pemilu yang seperti ini sengaja diciptakan. Maka tidak berlebihan jika dikatakan bahwa saat ini seluruh dunia sedang menerka-nerka ke arah mana Recep Tayyip Erdoğan akan membawa negara ini.

Menangkap isu dan momen ini, Pusat Studi PPI Turki (PUSPITUR) merespon cepat situasi yang ada. Dengan menggandeng seluruh komunitas dan forum ilmiah diaspora dari seluruh PPI Wilayah, Pusat Studi PPI Turki (PUSPITUR) mengadakan diskusi dan kajian strategis dengan mengangkat tema “Dampak Positif dan Negatif Pasca Pemilu Bagi Pelajar Indonesia Di Turki”. 

Setidaknya pada diskusi kali ini, selain narasumber utama akan diperankan oleh Nana Abdul Aziz (Mahasiswa Doktoral Ilmu Politik, Universitas Bandirma) dan Arya Alifa Mukti (Mahasiswa Sarjana Hubungan Internasional, Universitas Sakarya) sebagai moderator, akan hadir juga panelis dari beberapa komunitas dan forum diskusi dari FORCI (Forum Cendekiawan Istanbul), SeduhCay (Ankara), SATELIT (Sakarya Tempat Literasi), Rumeli Education Center (Istanbul & Konya), BATIK (Bandirma Dialektika), dan Bursa Literasi (Bursa). 

“Mari kita kerahkan keilmuan kita dari semua sudut pandang untuk merespon perkembangan politik di negeri rantau kita. Diskusi ini sangat terbuka untuk dikaji melalui berbagai sudut pandang,” ungkap Mahendra, Direktur Pusat Studi PPI Turki. (Aqil/red)


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *