Sabtu, 20 Maret 2021, Sekolah Pemimpin Muda (SPM) #1 diselenggarakan secara hybrid di Nevşehir dan melalui platform Zoom. SPM #1 tahun ini dihadiri para pembicara–pembicara inspiratif nan hebat, pembahasan yang diulas merujuk kepada alur kegiatan utama yang di dalamnya terdapat tiga variabel yang mendasari, yakni transfer, penyelarasan dan sinkronisasi.

Kegiatan SPM #1 ini dilaksanakan dengan tujuan penyaluran nilai-nilai PPI Turki dengan penyelarasan antara asa dan rasa antara PPI Turki kabinet Bumi Inspirasi dan PPI Wilayah. Diharapkan, ada kegiatan penumbuhan kembali jiwa kekeluargaan dan kepemilikan secara utuh yang disempurnakan dengan sinkronisasi program kerja antara kedua belah pihak, PPI Turki sebagai pusat dan PPI Wilayah.Ada empat materi yang dipaparkan oleh masing-masing narasumber dengan target menambah wawasan dan insight bagi para delegasi, baik itu dalam hal organisasi, kepemimpinan serta kepedulian terhadap kemajuan bangsa.

Materi pertama oleh Hilmy Prilliadi (Wakil Ketua PPI Turki) yang membahas soal kesadaran generasi millennial dalam berpolitik hal yang menarik untuk diperhatikan sebagai generasi millennial adalah memiliki kuantitas yang cukup serta modal semangat (gairah muda) untuk menjadi agent of change yang bukan hanya menyoal diri sendiri, tapi juga untuk kebaikan bersama. Kemudian, kegiatan dilanjut dengna pembahasan oleh Koordinator PPI Dunia. Choirul Anam membahas pentingnya meningkatkan skill berorganisasi dengan konsep good organization and governance sehingga dalam berorganisasi bukan hanya untuk memperkaya diri sendiri melainkan juga bisa bermanfaat bagi khalayak luas.

Setelah mengulas bahasan betapa pentingnya para pemuda untuk memiliki semangat yang berkualitas sebagai agent of change, materi selanjutnya mengupas hal-hal yang tak kalah menarik dan penting, Usamah Abdurrahman (Ketua PPI Turki 19/20) memberi suguhan pentingnya manajemen organisasi yang berisi dua poin penting, ihsan dan itqon. Ihsan yang berarti lawan kata dari dari isa’ah (berbuat kejelekan), yaitu seorang manusia mencurahkan kebaikan dan menahan diri untuk tidak mengganggu orang lain. Sedangkan itqon yang memiliki artian tekun, bersungguh-sungguh dan tangguh dalam melakukan suatu hal. Bila diaplikasikan dengan pemahaman dalam berorganisasi, maka kedua poin ini dapat menjadi bahan bakar utama dalam mengendarai ‘kendaraan berorganisasi’.

Sebagai diaspora pelajar, khususnya di Turki,, ada banyak harapan serta impian bersama yang harus diwujudkan salah satu upaya dalam mencapai tujuan tersebut, termasuk untuk mengikis jiwa apatisme yang biasanya menyelimuti kawula muda atau biasanya dikenal dengan sebutan generasi millennial. Di sesi terakhir pemaparan materi, Hilda Farida (Ketua PPI Turki 21/22) mengingatkan kembali kepada para delegasi dengan tokoh-tokoh perjuangan bangsa mulai dari Marsinah, Munir hingga Novel baswedan dalam melawan ketidakadilan serta ketimpang-ketimpangan yang terjadi di kehidupan sosial bermasyarakat.

Keseluruh rangkaian acara SPM (Sekolah Pemimpin Muda) yang dilaksanakan kemarin ini memberi kesan yang sangat berarti bagi setiap peran yang mengikutinya. Selain mempererat bonding antara PPI Turki dan Wilayah, setiap peserta/delegasi pun mendapat wawasan berbagai macam pelajaran yang dapat menjadi upaya pencerahan serta pencerdasan para diaspora mahasiswa Indonesia di Turki.

Bersama dengan PPI Wilayah, PPI Turki sepakati adanya SPM #2 sebagai upaya pencerdasan tambahan. Nanti, sekembalinya ke Indonesia, lulusan mahasiswa Indonesia dari Turki tidak hanya membawa gelar akademik yang diraih saja, melainkan nilai-nilai perjuangan dan konsep perubahan bangsa bisa diimplementasikan secara tepat sasaran.

Penulis: Salsabila Amalia

Editor: Muhammad Setyawan Wirapraja

Categories: Uncategorized

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *