ANKARA – Mahasiswa Indonesia di Sakarya kembali menggelar acara Muhtasem Endonezya dengan tema “The Greatest Show: Sound of Motherland”. Muhtasem Endonezya merupakan acara tahunan yang diadakan oleh mahasiswa Indonesia di Sakarya, Turki. Selain tujuan inti memperkenalkan budaya Indonesia kepada orang asing, acara besar ini menjadi ajang menjalin solidaritas antar mahasiswa Indonesia. Sebanyak 1.000 penonton, baik warga lokal Turki maupun warga Indonesia, turut memadati ruangan.

Acara Muhtesem Endonezya ini diadakan pada Jumat malam, (24/11/23). Kongre Merkezi Sakarya University menjadi venue acara. Sebuah peta Indonesia berukuran besar yang dihias sekian rupa dengan berbahasa Turki menjadi penyambut para tamu di pintu masuk. Demikian halnya seisi venus disi berbagai macam ornamen kebudayaan Nusantara seperti topeng, wayang dan beberapa poster yang menggambarkan pulau di Indonesia. Persembahan tari saman, kreasi tari yang dapat penghargaan internasional itu, menyapa para tamu undangan di acara pembukaan. Selain itu, beberapa tarian lain: tari piring, kacak, pencak silat, tari payung, dan berbagai tari daerah lainnya juga turut dipersembahkan.

Kekayaan ragam budaya Indonesia dalam kemasan aransemen tari mendapat apresiasi meriah, khususnya dari warga lokal Turki. Di balik layar kemegahan pertunjukan ini tidak akan terwujud tanpa kostum dan seluruh peralatan yang disediakan oleh KBRI Ankara, KJRI Istanbul, dan Mitra Lembang. Selain itu, instansi Turkiye Burslari Scholarship, Java, Republika, Kompas, dan Anadolu Ajans turut menyukseskan acara ini.

Dilanjut dengan beberapa sambutan setelah acara dibuka oleh MC, seperti sambutan-sambutan dari:  project manager Abyan Muhammad Fikri, Adam Syaikhul Akbar selaku ketua PPI Sakarya, Rektor Sakarya University Prof. Dr. Hamza Al yang diwakili oleh Pro. Dr. Ahmet Bostanci selaku dekan di fakultas Ilahiyat. Fatih Zahmacioglu, SADEM Mudur Yardimcisi, mewakili Rektor. Sementara sambutan terakhir diisi oleh Serdivan Genclik Merkezi Temsilcisi yaitu Hasretin hoca.

“Sesuai konsep dari pertama kali digaungkan Muhtesem Endonezya pada tahun 2017, acara ini memang telah menjadi budaya yang melekat di setiap tahunnya, yang tentunya selalu hadir dengan kemasan baru,” ungkap Abyan Muhammad Fikri, selaku project manager.

“Tahun ini lebih meriah dan lebih menyentuh anak perantauanya. Jadi serasa di tanah air. Pakaian tradisional yang digunakan para talent juga lebih representatif,” ungkap salah seorang peserta. Acara Muhtesem Endonezya 2023 disponsori oleh Turkiye Burslari Scholarship, Java dan Mitra Lembang. Dan juga ada Republika, Kompas.com serta Anadolu Ajans sebagai media partner. (Nadia/red)

Categories: Uncategorized

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *