ISTANBUL – Momen Loka Karya 2023 menjadi spesial ketika Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki, Dr. Lalu Muhammad Iqbal berkesematan untuk hadir memberikan motivasi dan meluangkan waktunya menampung pertanyaan dari forum. Dengan dihadiri instansi lainnya, seperti kepala KJRI Istanbul, Dr. Fachry Sulaiman, dan Atase pendididikan dan keamanan, Duta Besar RI untuk Turki itu menanggapi semua laporan dalam kegiatan loka karya.

“Progres yang perlu saya apresiasi dari PPI Turki tahun ini adalah adanya titik fokus permasalahan yang akan dikaji dan dicarikan problem solving sepanjang kepengurusan,” ucap Duta Besar. Jadilah realistis, lanjutnya, serta jangan bermimpi untuk menyelesaikan semuanya. “Kita hidup bukan untuk menyelesaikan semua mamasalah. Cukup sedikit hal, tapi mendalam,” ungkapnya.  

Dari pemaparan tentang program kerja itu, Duta Besar mengaitkan pola program kerja itu ke dalam hal yang general, yaitu tentang cita-cita. Menurut pengamatannya, bercita-cita tidak berangkat dari “ingin menjadi apa”, melainkan “ingin menyelesaikan apa.” Jika berpikiran untuk menjadi apa, maka Ketika sudah menjadi “apa” itu, terangnya, kita akan bingung mau melakukan apa. Tapi jika yang dicari adalah ingin menyelesaikan masalah, maka akan banyak menghadirkan program-program yang menjawab permasalahan.

Selepas mengomentari program kerja, Duta Besar Turki memberinya arahan dan motivasi. Sebagai penasihat dan “orang tua pelajar” di Turki, Dr Lalu Muhammad Iqbal memberikan wejangan dan nasihat. Pertama, be mature in every actions, karena konsekuensi menjadi “maha” siswa adalah kedewasaan. Ini bukan soal umur, terangnya, melainkan mental yang meniscayakan ia tidak melakukan apa yang ia suka, tapi apa yang ia perlukan. “Pilihlah jalan yang sulit. Setidaknya jika gagal, jalan itu akan jadi Latihan. Tidak ada keberhasilan dengan jalan yang landau dan mulus,” ungkapnya.

Sebelum menutup orasinya, Duta Besar menyampaikan pesan dan harapan bagi pelajar Indonesia di Turki. Sebagai perwakilan diplomasi yang membawa misi presiden Republik Indonesia, Dr. Lalu Muhammad Iqbal menitipkan pesan untuk selalu gelisah dalam memikirkan Indonesia. Gelisah, menurutnya, adalah tanda cinta. Artinya, ia memikirkan kegelisahan itu setiap waktu sehingga ia berupaya untuk memecahkannya. “Buatlah tantangan untuk dirimu sendiri. Pilih apa yang ingin kamu gelisahkan, dan siapkanlah untuk menjawab kegelisahanmu sendiri,” tegasnya.

Lebih jauh lagi, Dr. Lalu menarik ulur sejarah para pendirii bangsa. Keinginan para pejuang untuk merdeka berasal dari kegelisahan-kegelisahan. Untuk memantik kegelisahan itu, lanjutnya, maka kita perlu memahami identitas kia sendiri sebagai bangsa Indonesia dan segala keunikannya. Indonesia adalah bangsa yang unik, yang penduduk aslinya sejak zaman dahulu kala tidak pernah tersingkirkan, menurut data dari buku yang ia sampaikan. “Pengamat politik internasional mengira bahwa setelah Yoguslavia, ada negara Indonesia yang akan pecah. Namun hal itu tidak terjadi karena bangs akita berhasil menjaga keragaman budaya,” ungkapnya. “Selama kita punya kegelisahan, insya Allah Indonesia masih punya masa depan dan generasi kita serasa menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Indonesia,” pungkasnya. (Fadlan/red)


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *