Dalam ilmu Demokrasi Liberal, persaudaraan menjadi fokus penting dalam tujuan mencapai demokrasi yang bersih secara sehat. Dimana hal ini berbarengan dengan terciptanya kesetaraan dan kebebasan dalam berdemokrasi, sehingga menghadirkan hak-hak individu dan hubungan antar kelas sosial yang baik.

Lalu seperti apakah persaudaraan di dalam islam itu sendiri? Yang mana islam selalu atau terkenal dengan agama yang penuh kedamaian dan persaudaraannya yang kuat. Allah Subhanahu WaTaala berfirman dalam Q.S Al-Hujurat ayat 10,

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.”

Ayat ini menegaskan bahwa seluruh umat muslim yang beriman, selazimnya memiliki jiwa persaudaraan yang kuat. Tanpa memandang suku, ras dan warna kulit, semuanya bersaudara. Juga Allah memerintahkan agar menjadi penengah ketika ada dua saudara kita yang saling berselisih.

Bahkan Nabi Muhammad SAW mengibaratkan persaudaraan umat muslimin bagaikan satu tubuh. Hadis Rasul yang diriwayatkan oleh Nu’man bin Basyir berbunyi:

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

Artinya: Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal kasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam. (HR. Muslim).

Layaknya sebuah tubuh, dimana ketika ada yang terluka, kaki misalnya terkena pecahan kaca hingga berdarah. Maka anggota tubuh yang lain bakal merasakan sakit yang sama, bahkan otak sendiri akan merespon berlebih yang menyebabkan mata kita kadang sampai menitihkan air mata.

Seperti inilah yang sepatutnya kita lakukan juga, ketika ada saudara kita yang merasakan kesulitan maka kita harus menolong mereka. Baik itu dengan mengulurkan bantuan, menginfakkan sebagian harta yang kita punya. Atau minimal kita selalu mendoakan kebaikan kepada saudara-saudara kita.

Walaupun berdoa seringkali dipandang remeh oleh sebagian orang, namun doa sendiri termasuk bukti kecil perhatian kita. Berdoa merupakan salah satu amal ringan namun memiliki impect yang cukup besar. Apalagi ada doa zahril gaib, yakni doa yang dibaca ketika sedang tidak bersama orang yang kita doakan.

Dengan membaca doa zahril gaib ini, malaikat akan mendoakan kebaikan kepada si pembaca doa. Rasulullah SAW bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Abu Darda RA:

دعوة المسلم لأخيه بظهر الغيب مستجابة عند رأسه ملك موكل كلما دعا لأخيه بخير قال الملك الموكل ولك بمثل

Artinya: Doa seorang Muslim untuk saudaranya dalam keadaan zahril gaib (tidak bersama saudara yang didoakan) mustajab, (dan) di atas kepalanya (orang yang mendoakan) ada Malaikat yang diutus, setiap kali orang itu berdoa untuk kebaikan saudaranya, maka Malaikat itu akan berkata “dan bagimu seperti itu juga”. (HR. Muslim)

Apapun yang bisa kita lakukan kepada saudara kita, tentunya akan sangat berarti bagi mereka dan juga akan berimbas baik ke kita juga. Dimana setiap amal kebaikan yang kita lakukan untuk menolong sesama saudara muslim merupakan salah satu indikasi keimanan seseorang. Sahabat Anas RA meriwayatkan sebuah hadist, Rasulullah SAW bersabda :

لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

Artinya: Tidak beriman seorang diantara kalian sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari).

Semoga kita bisa terus mempekuat persaudaraan kita. Karena di zaman yang tak lagi muda ini, perpecahan dan pertikaian antar sesama sudah menjadi hal yang lumrah, dimana bisa menyebabkan kehancuran. Dan tentunya kita semua tak menginginkan terjadinya hal buruk tersebut. Ayo perkuat persaudaraan kita kawan! (Rangga)


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *