ANKARA – (31/04/23) Turki adalah salah satu negara dengan destinasi wisata dan pelajar yang paling banyak diminati sehingga banyak warga Indonesia ingin menempuh studi di negeri dua benua itu. Selain dari kualitas pendidikan yang memiliki standar Eropa, Turki juga memiliki kekayaan budaya yang melimpah, peninggalan sejarah dan destinasi yang sangat ikonik. Meninjau dari banyaknya peluang itu, muncullah agen-agen yang menawarkan pendidikan kuliah di Turki. Mulai dari mengiming-imingkan mudahnya kuliah di Turki, fasilitas yang menggiurkan, Keindahan di Turki dan lainnya.

Akhir-akhir ini kembali lagi terjadi aduan dari salah satu wali siswa yang mana anaknya mengalami penelantaran oleh Agen X yang tidak bertanggung jawab. Orang tua siswa melakukan diskusi dengan PPI Turki dan meminta langkah tegas yang harus dilakukan. “Sebenarnya kejadian ini sudah sering terjadi. Tetapi saya melarang untuk melaporkan agen ini agar uangnya bisa kembali dan diproses. Namun, sekarang karena kita melihat tidak ada keseriusan dalam penyelesaian masalah ini. Maka sudah waktunya kita mengumpulkan para korban dan melaporkan masalah ini ke investigator agar segera ditindak secara hukum.” Ujar orang tua siswa.

Benar, lanjutnya, banyak dari agen-agen yang tidak melakukan perjanjian secara jelas, hitam di atas putih. Biasanya hanya ada perjanjian secara lisan atau tulisan melalui whatsApp atau website saja kemudian diberi tahu fasilitas yang didapatkan, LoA keluar, bayar, lalu berangkat. Tapi banyak calon mahasiswa baru yang tidak memperhatikan visa sebagai salah satu elemen penting untuk berangkat ke luar negeri.

“Banyak dari orang tua yang berjuang dan berusaha menyiapkan pendidikan terbaik untuk anaknya. Apa yang telah kita bayar seharusnya kita mendapatkan hak kita”. Pesan orang tua yang berdiskusi dengan PPI Turki.

“Kami PPI Turki akan bertindak tegas dan meninjau ulang kembali  permasalahan ini. Kami akan mencoba bekerja sama dengan pihak Investigator, baik dari KBRI, Kepolisian, dan lainnya. Juga akan membuat sistem atau cara terkait permasalahan pelajar yang dialami baik administasi ataupun agen yang tidak bertanggung jawab serta mensosialisasikannya secara luas,“ tanggap Muhammad Syafiq Rizqullah, Ketua PPI Turki.

Banyak pengalaman dari mahasiswa Indonesia yang terlantar di Turki akibat agen yang tidak bertanggung jawab. Tidak sedikit juga yang telah kembali ke tanah air. “Memilih pendidikan adalah memilih masa depan. Butuh ketelitian dalam memilihnya apalagi juga dalam menggunakan agen. Perlu memperhatikan titik, koma dari setiap perjanjiannya. Ini adalah langkah awal buat PPI Turki dan kita akan bergerak bersama memberantas permasalahan agen yang meresahkan ini,” pungkas Ketua PPI dalam mengevaluasi hasil diskusi. (Nanta/Red)


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *