ISTANBUL – Tuan rumah pelaksanaan lokakarya, Turkiye Diyanet Vakfi (TDV), yang diwakili oleh Fatih Altunbaş, ia menyampaikan apresiasinya terhadap pelajar Indonesia. Menurut Koordinator Pendidikan TDV Istanbul itu, penerima beasiswa TDV asal Indonesia memiliki atensi yang besar dalam meingkatkan kapasitas akademik. “Mereka sangat brilliant, saya tidak berlebihan untuk mengatakan itu,” ungkapnya.

Pihak TDV menyambut baik kedatangan PPI dan bergembira bisa menerima acara PPI di tempatnya. Fatih Altunbaş dalam sambutannya menceritakan kedekatannya dengan pelajar Indonesia. “Merupakan suatu kehormatan bagi kami untuk menyelengarakan acara PPI di tempat kami. Bulan lalu orang-orang Indonesia juga menerima kami sebagai tamu di negaranya. Saat itu saya bertugas untuk interview program beasiswa internasional TDV di Jakarta. Maka saya pun sangat menyambut kalian dengan Bahagia,” tuturnya di aula TDV, Jumat, (19/05/23).

Lebih lanjut lagi, interviewer beasiswa TDV itu menceritakan kekagumannya pada orang Indonesia dan relasinya yang begitu dekat dengan orang Turki. “Kita sering ketemu dengan orang Indonesia ketika beribadah haji, dan mereka selalu tersenyum ramah,” katanya. Ketika saya berada di antara masyarakat Indonesia, lanjutnya, saya melihat perkembangan sosial dan budaya yang luar biasa, dan saya senang dengan itu. “Di Jakarta, saya sholat di Masjid Istiqlal dan makan bebek goreng,” ungkapnya sambil tertawa. “Sekarang, saya seperti bagian dari kalian,” pungkasnya dengan senyum.

Lebih lanjut lagi, Ketua Koordinator Pendidikan TDV itu menceritakan kekagumannya pada orang Indonesia dan relasinya yang begitu dekat dengan orang Turki. “Kita sering ketemu dengan orang Indonesia ketika beribadah haji, dan mereka selalu tersenyum ramah,” katanya. Ketika saya berada di antara masyarakat Indonesia, lanjutnya, saya melihat perkembangan sosial dan budaya yang luar biasa, dan saya senang dengan itu. “Di Jakarta, saya sholat di Masjid Istiqlal dan makan bebek goreng,” ungkapnya sambil tertawa. “Sekarang, saya seperti bagian dari kalian,” pungkasnya dengan senyum.

Ketika berkunjung ke Indonesia, ia menyambangi Aceh dan berziarah ke pemakaman para pejuang Utsmani yang wafat di Aceh tahun 1965. Melihat hal itu, katanya, saya lihat demikian eratnya hubungan di antara kita. “Di ruangan ini ada jembatan antar dua hati dari dua entitas yang berbeda: Indonesia dan Turki,” tuturnya penuh kebanggaan.

Sebagai kata terakhir, terusnya, saya sampaikan bahwa kegiatan dan pergerakan pelajar ini bukan satu pihak aja. Bukan hanya kalian yang datang dan belajar dari kami, tapi kami juga berlajar dari kalian. “Saya yakin bahwa yang kalian bawa ke sini akan ngasih sumbangsih yg besar karena sudah menerima dan membantu tamu sesama kalian,” tutupnya. (Fadlan/red)


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *