ONLINE- Ketua PPI Turki, Muhammad Fawwaz Syafiq Rizqullah bertindak responsif terhadap konflik militer yang terjadi di Sudan, (15/04/23). Dampak yang terjadi akibat konflik ini sangat meluas, tidak terkecuali para mahasiswa Indonesia yang belajar di Sudan. Menanggapi hal ini, ketua PPI Turki mengundang ketua PPI Sudan untuk mengabarkan situasi terkini di Sudan melalui live Instagram; Peace and Conflict Update; What happened in Sudan?.

Eldin Taharani, Mahasiswa akhir di International University of Afrika, telah hadir mewakili ketua PPI yang berhalangan hadir dikarenakan akses listrik yang terputus sejak berlangsung konflik dua hari yang lalu. Tidak hanya listrik, konflik militer ini juga berdampak pada ketersediaan air yang sulit dijangkau. Ketua PPI Sudan, Arya Kurniantoro, berposisi di kantor sekretariat PPI Sudan yang mengalami mati listrik. Melalui perwakilannya, PPI Sudan bersedia membagikan informasi terkini.

Konflik pasukan militer resmi pemerintah Sudan dengan pasukan militer Janjawid (RSF) berdampak pada krisis keamanan. Masyakarat sipil terjebak di dalam rumah demi keselamatan diri. Serangan udara terjadi cukup massif sehingga pihak KBRI Khartoum pun menghimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah hingaa kondisi sudah aman.

Meletusnya konflik yang seolah tiba-tiba terjadi ini sebetulnya telah didahului oleh beberapa gejala. Pertama, adanya penundaan penanda tanganan perjanjian dukungan internasional dengan partal politik untuk menghidupkan kembali transisi demokrasi di negara tersebut. Pemerintah Sudan hingga saat ini belum melaksanakan pemilu dan telah terjadi kudeta pada tahun 2019 dan 2021. Akibat dari penundaan ini keaadaan menjadi memanas antara 2 kubu ini dan juga partai politiknya.

Alasan kedua, terjadi ketidaksepaktan tentang bagaimana mengintegrasikan pasukan Janjawid (militer oposisi pemerintah) ke dalam pasukan resmi militer. Janjawid memberontak karena hak istimewa mereka teracam dan posisi mereka tidak dilegalkan oleh pemerintah.

Konflik yang memanas ini mengakibatkan dampak yang serius bagi masyarakat, khususnya para pelajar dan mahasiswa Indonesia. PPI Sudan bekerja sama dengan KBRI Khortoum dan BEM kampus untuk melakukan bantuan sementra bagi mahasiswa dengan membantu memberikan bantuan makan untuk puasa. “Semua tempat makan terpaksa tutup di keadaan darurat ini sehingga kami melakukan sebuah gerakan LUMBUNG PANGAN untuk membantu mahasiswa yang mengalami kesusahan pangan,” ungkap Eldin.

Adanya komunikasi ketua PPI Turki dengan PPI Sudan ini menjadi lengkah awal terhubungnya koordinasi bantuan kepada warga Indonesia yang terdampak di Sudan, baik bantuan secara moril maupun materil. “Kami terus berjalan bersama, terus berikan informasi ter-update kepada kita karena kita semua adalah keluarga. Insya Allah PPI Turki siap membantu semampu kita,” pungkas ketua PPI di penghujung perbincangan. (Nanta/red)


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *