Konya – (8/10/2023) Prof. Dr. Hasyim Muhammad, M. Ag, seorang Guru Besar di bidang Pemikiran Islam dari UIN Walisongo Semarang, yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Usuluddin dan Humaniora, serta seorang pakar di bidang tasawwuf, tafsir, dan pemikiran Islam, melakukan perjalanan istimewa ke Konya. Ia didampingi oleh istrinya, yang dikenal dengan sebutan Bu Ulis, seorang Dosen Manajemen dan Bisnis.

Tujuan kunjungannya sebagai seorang dosen tasawwuf adalah untuk berziarah ke makam Maulana Jalaluddin Rumi, tokoh sufi terkenal yang dimakamkan di Konya, serta menjelajahi Kota Cinta ini. PPI Konya, Persatuan Pelajar Indonesia di Konya, juga meminta waktunya untuk berdiskusi dan berbincang dengan mahasiswa Indonesia di sana.

Diskusi berlangsung di pusat kota Konya-Zafer dan dihadiri oleh 17 mahasiswa/i Indonesia. Dalam diskusi yang hangat, Prof. Hasyim membahas kondisi mahasiswa Indonesia berdasarkan pengamatannya sebagai dekan, serta membicarakan situasi institusi pendidikan dari sisi administrasi hingga alumni berdasarkan pengalaman kerjanya di Kopertais Wilayah X Jawa Tengah.

Selain itu, Prof. Hasyim juga menggambarkan makna kebinekaan, bahwa setiap individu memiliki latar belakang yang berbeda, dipengaruhi oleh keluarga dan lingkungannya. Pembinaan karakter dan pendidikan yang diterima oleh individu sangat memengaruhi kehidupan sehari-hari mereka. Dalam konteks ini, pentingnya saling menghargai dalam keragaman diungkapkan.

Dalam diskusinya, Prof. Hasyim menjelaskan tiga tingkatan dalam ilmu Agama Islam. Pertama, syariat diibaratkan sebagai kapal yang mengharuskan kita menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Kemudian, thoriqot diibaratkan sebagai lautan yang memerlukan kehati-hatian dalam menjalankannya. Tingkatan tertinggi adalah hakikat yang diibaratkan sebagai permata  yang ada di kedalaman lautan, yang mengajarkan ilmu yang telah dididapat, memberikan pelayanan pada masyarakat dan sekitarnya. Hikmah yang disampaikan adalah bahwa tujuan akhir kita sebagai manusia adalah mendekati Allah SWT, dan siapa pun yang ingin mencapai permata dalam kedalaman lautan harus bersedia menyelam ke dalamnya.

Diskusi dan percakapan hangat ini ditutup dengan sesi dokumentasi, yang menjadi kenangan berharga yang akan diabadikan dalam foto-foto. Semoga kunjungan Prof. Hasyim ke kota ini tidak berhenti pada kesempatan hari itu saja, dan inspirasi yang ia bagikan akan terus membimbing para mahasiswa Indonesia di Konya.(Shintia/red)

Categories: Uncategorized

0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *